Terduga kartel narkoba menyerahkan lima orang yang diduga anggota geng sebagai permintaan maaf. Tindakan itu dilakukan usai penculikan empat warga Amerika Serikat (AS) di kota perbatasan Matamoros.
Sebanyak dua warga AS dan seorang perempuan Meksiko meninggal dunia setelah pria bersenjata menembaki mereka tak lama setelah tiba di Matamoros pada pekan lalu. Keempat warga AS itu ditemukan di pinggir kota pada Senin (6/3/2023), saat itu dua dari mereka sudah mati
Sebuah dokumen internal pemerintah yang dilihat oleh Reuters menunjukkan, bahwa faksi Kartel Teluk Meksiko kemungkinan besar bertanggung jawab atas penculikan tersebut. Orang-orang bersenjata itu mungkin percaya bahwa warga AS melanggar batas wilayah geng tersebut.
Surat kabar dan media sosial Meksiko menerbitkan foto-foto surat yang dikaitkan dengan faksi berbeda dari kartel yang meminta maaf atas peristiwa di Matamoros. Mereka mengatakan telah menyerahkan lima orang yang terlibat dalam penculikan.
Surat itu ditinggalkan bersama lima pria dengan tangan terikat di Matamoros. Foto-foto itu menunjukkan kejadian tersebut.
Sumber Meksiko yang akrab dengan penyelidikan mengkonfirmasi penyerahan itu. Dia mengungkapkan keraguan bahwa kelima orang itu bertanggung jawab atas serangan itu.
Kantor jaksa agung Tamaulipas, negara bagian tempat Matamoros berada, menolak mengomentari laporan tersebut. Secara terpisah, kantor itu mengatakan, penyelidikannya menunjukkan bahwa warga AS dibawa oleh penculik ke sebuah klinik tempat mereka mendapat perawatan medis.
Sumber Meksiko mengatakan, bukti menunjukkan bahwa dua orang Amerika yang meninggal yang diidentifikasi sebagai Shaeed Woodard dan Zindell Brown, mungkin meninggal karena luka yang diderita selama serangan oleh orang-orang bersenjata di Matamoros pekan lalu.
Jenazah mereka diharapkan segera dikembalikan ke AS. Sedangkan warga AS yang masih hidup kembali awal minggu ini.
Jaksa Agung Tamaulipas mengatakan pada awal pekan, bahwa penculikan keempatnya kemungkinan besar merupakan kasus kesalahan identitas. Namun pihak berwenang belum secara jelas menjelaskan alasan penyerangan tersebut.