Sumur Zamzan adalah sebuah sumur yang dipercaya oleh umat Islam tidak Pernah mengering sejak zaman Nabi Ismail.
Bahkan, asal mula sumur ini sangat ajaib. Dimana mata air zamzam keluar saat Nabi Ismail menangis karena kehausan di Padang pasir bersama ibunya, Siti Hajar.
Bagi umat Islam, air zamzam diambil dari sumur di Masjidil Haram di Makkah merupakan keajaiban serta hadiah yang luar biasa dari Allah.
Dalam perkembangannya di abad ke-21 ini, ilmu pengetahuan dan teknologi pun dilibatkan untuk memastikan bahwa air suci tersebut akan untuk dikonsumsi oleh manusia serta terus mengalir untuk memenuhi kebutuhan jutaan para Peziarah yang mengunjungi dua masjid suci di Mekah dan Madinah setiap tahun..
Para sejarawan dan ahli geologi mengatakan bahwa usia dari sumur Zamzan yang terletak hanya 20 meter di sebelah timur Kakbah di Masjidil Haram tersebut mungkin telah berusia 4000 tahun.
Umat muslim percaya, sumur Zamzam dibangun di atas mata air yang memencar yang bertujuan untuk mengeringkan penderitaan Hajar dan Ismail yang kala itu ditinggal sendirian di Padang pasir atas perintah Allah.
Dalam hadis Al-Bukhari, menceritakan bagaimana Hajar yang mencari air dengan putus asa. Iya berlari tujuh kali antara bukit Safa dan Marwa sebelum malaikat Jibril muncul dan menyebabkan air mengalir dari tanah yang tandus.
Melansir dari Arab News, berdasarkan studi dari Saudi Geological Survei’s Zamzam Studies and Reserech Center, nama zamzam sendiri berasal dari frasa ‘zome zome’ yang memiliki arti berhenti mengalir.
Kata tersebut merupakan sebuah perintah yang diulang-ulang oleh Hajar saat berupaya untuk menahan mata air tersebut.
Siri dengan berjalannya waktu, daerah sekitar sumur menjadi tempat peristirahatan para Kafilah, yang akhirnya berkembang menjadi kota Makkah.
Kemudian di tahun 570 M menjadi tempat kelahiran nabi Muhammad SAW.
Beberapa tahun setelah para peneliti melakukan penelitian sumur Zamzam, Air zamzam Berasal dari akuifer di bawah Makkah, lapisan alluvium yaitu pasir dan kerikil di atas batuan pembawa air yang menyerap curah hujan serta limpasan dark perbukitan disekitar kota.
Pemantawan tingkat air di sumur dan akuifer sekitarnya merupakan tanggung jawab dari Saudi Geological Survei’s Zamzam Studies and Research Center.
Pada tahun 2013, dalam Pembukaan King Abdullah bin Abdul Aziz Zamzam Water Project (KPZW) merevolusi cara air dari sumur diemstrasi, dipantau, diolah, dan didisttribusikan.
Projek tersebut dibangun dengan biaia tembus hingga 700 juta Riyal Arab Saudi.
Air dipompa melalui PIPA baja tahan karat bawah tanah ke pabrik KPZW di Kudai, yang berjarak sekitar 5 km di selatan Masjidil Haram.
Di tempat itu, air zamzam dimurnikan dan disterilkan dengan menggunakan filter dan sinar ultra violet.
Bahkan, seluruh operasionalnya dikendalikan dan di pantau di ruang kontrol pusat berteknologi tinggi.
Setelah masuk ke dalam pengolahan, air dipindahkan ke salah satu dari dua resevoir penyimpanan.
Yang pertama, di Kudai yang memiliki kapasitas 10000 meter kubik dan memasak air melalui pipa ke air mancur minum di Masjidil Haram di Makkah.
Kemudian dari Kudai, armada truk tangki yang mengangkut hingga 400.000 liter air zamzam sehari dibawa ke King Abdulaziz Sabeel Reservoir di Madinah yang memiliki kapasitas 16.000 meter kubik untuk memasok air ke Masjid Nabawi.
Untuk dapat memastikan air Samsam memenuhi standar internasional tertinggi untuk air minum merupakan tanggung jawab dari Presiden Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Di bawah arahannya, 100 sampel Acak diambil setiap hari dan di uji kemurniannya melalui mikrobiologis dan kimianya di laboratorium di dalam Masjidil Haram.*
Sumber : radarmukomuko.disway.id