Wakil Perdana Menteri Italia Matteo Salvini mendukung pengakuan Israel untuk menjadikanYerusalem sebagai ibu kota negara. Netanyahu tiba di Italia untuk kunjungan tiga hari dan dijadwalkan bertemu Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni.
“Saya yakin sudah tiba waktunya bagi Roma untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota leluhur orang Yahudi selama tiga ribu tahun, seperti yang dilakukan Amerika Serikat dengan isyarat persahabatan yang hebat,” kata Netanyahu dalam sebuah wawancara dengan surat kabar la Repubblica Italia.
Israel mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota negara. Tetapi klaim tersebut tidak diakui oleh sebagian besar negara dan statusnya di bawah hukum internasional masih diperdebatkan sambil menunggu penyelesaian konflik Israel-Palestina. Salvini, yang memimpin partai Liga kanan yang berkuasa, segera mendukung seruan Netanyahu.
“Saya dengan tegas mengatakan ya ke ibu kota Yerusalem Israel, atas nama perdamaian, sejarah, dan kebenaran,” ujar Salvini.
Dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada Agustus 2022 sebelum menjadi wakil perdana menteri, Meloni lebih berhati-hati dalam menanggapi soal Israel. Ketika itu, Meloni menyatakan, dia tidak memiliki rencana untuk mengikuti keputusan AS yang memindahkan kedutaannya ke Yerusalem.
“Ini masalah diplomasi dan harus dievaluasi bersama Kementerian Luar Negeri,” kata Meloni.
Parlemen Israel mengeluarkan undang-undang pada 1980 yang menyatakan seluruh Kota Yerusalem, termasuk Yerusalem Timur sebagai ibu kota Israelite. Perserikatan Bangsa-Bangsa menganggap Yerusalem Timur sebagai pendudukan, dan status kota tersebut dipersengketakan sampai diselesaikan melalui negosiasi antara Israel dan Palestina. Sementara, Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara Palestina di masa depan.
Netanyahu ingin meningkatkan hubungan ekonomi dengan Italia, dan meningkatkan prospek memasok gas alam. Italia berkomitmen untuk mengganti impor energinya dari Rusia setelah invasi Moskow ke Ukraina tahun lalu.