Asosisasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) memublikasikan hasil survei penetrasi internet di Indonesia tahun 2023 pada Rabu (9/3/2023).
Riset menemukan tingkat penetrasi internet di Indonesia mencapai 78,19 persen di sepanjang tahun 2022 hingga 2023. Artinya, jumlah penduduk Indonesia yang terkoneksi internet sebanyak 215.626.156 jiwa dari keseluruhan populasi 275.773.901 jiwa.
Angka di atas mengindikasikan sebagian besar penduduk Indonesia sudah dapat memanfaatkan internet untuk kebutuhan sehari-hari. Angka tersebut juga mengalami pertumbuhan 1,17 persen dibanding tahun sebelumnya.
Sebagai gambaran, periode 2021-2022 lalu, tingkat penetrasi internet di Indonesia sebesar 77,02 persen. Jika dirinci, sebanyak 210.026.769 jiwa dari total 272.682.600 penduduk Indonesia sudah terhubung internet. Baca juga: Pengguna Internet di Indonesia Tembus 212,9 Juta di Awal 2023
APJII menyebut salah satu faktor pendorong pertumbuhan pengguna internet di Indonesia dipengaruhi oleh kemunculan pandemi Covid-19 pada 2020 lalu. Masyarakat didorong menggunakan internet untuk melakukan sejumlah pekerjaan.
Walau pemerintah sudah tidak memberlakukan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), sampai saat ini masih banyak perusahaan yang menerapkan sistem WFH (work from home) ke sejumlah karyawannya.
Hal inilah yang membuat tingkat penetrasi internet Indonesia kerap mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun.
Survei yang dilakukan berkolaborasi dengan lembaga survei independen, SRA Consulting, yang melibatkan 8.510 responden yang tersebar di 38 provinsi Indonesia selama kurun waktu 10 Januari – 27 Januari 2023.
Metode yang dipakai adalah multi-stage random sampling dengan margin of error 1,14 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Kategori gender dan wilayah
Masih dalam riset yang yang sama, tingkat penetrasi internet kategori gender di Indonesia juga tercatat setara. Tingkat penetrasi internet untuk laki-laki tercatat 79,32 persen, sedangkan untuk perempuan berada di angka 77,36 persen.
Temuan lainnya membandingkan penetrasi internet untuk klasifikasi wilayah urban (perkotaan) dan rural (pedesaan dan daerah tertinggal).
Survei mencatat penetrasi internet daerah urban sebesar 77,36 persen dari keseluruhan populasi di daerah urban, sedangkan daerah rural tercatat 79,79 persen dari total populasi penduduk yang masuk klasifikasi daerah rural.
“APJII melihat bahwa internet semakin merata dan menjadi kebutuhan utama masyarakat Indonesia. Survei ini diharapkan dapat mendukung program transformasi digital pemerintaah Indonesia dalam mendukung percepatan pemerataan internet,” ujar Ketua Umum APJII Muhammad Airf.
“(Salah satunya) dengan menghadirkan regulasi dan program komprehensif sehingga mendukung para penyedia internet lebih agresif dalam menyediakan akses internet yang bisa terjangkau di seluruh Indonesia,” lanjut Arif.
Banten penetrasi tertinggi
APJII juga membagi tingkat penetrasi internet di Indonesia berdasarkan 38 provinsi. Dari data tersebut, Banten menduduki peringkat pertama dengan tingkat penetrasi sebesar 89,10 persen.
Persentase tersebut mengungguli provinsi DKI Jakarta yang berada di angka 86,96 persen. Lalu, posisi ketiga disusul oleh Jawa Barat sebesar 82,73 persen, Kepulauan Bangka Belitung 82,66 persen, Jawa Timur 81,26 persen, Bali 80,88 persen, dan seterusnya.
Senada dengan pernyataan Arif sebelumnya, Sekretaris Jenderal APJII, Zulfadly Syam juga memaparkan bahwa hasil survei tingkat penetrasi internet di Indonesia bisa dijadikan landasan bagi para pemangku kepentingan dalam mengambil keputusan.
“Hasil survei APJII semakin tahun akan terus mengalami penguatan yang komprehensif. Agar dapat menjadi dasar dalam pengambilan keputusan bagi seluruh stakeholder internet di Indonesia,” jelas Zulfadly.
Sumber : KOMPAS