17.2 C
London
Saturday, July 27, 2024
HomeEconomyApindo Waspadai Kenakan Bunga Fed Tekan Ekonomi Indonesia

Apindo Waspadai Kenakan Bunga Fed Tekan Ekonomi Indonesia

Date:

Related stories

Wapres sebut ekonomi syariah bukan demi kepentingan umat Islam semata

Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menekankan bahwa ekonomi dan...

Kemenag Terbitkan Edaran Pembayaran Dam, Ini Tujuan dan Besaran Biayanya

Jakarta (Kemenag) --- Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah...

Menag Minta Tambahan Anggaran untuk Rumah Ibadah di IKN

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp...

Kota Mojokerto Raih Terbaik 1 Kategori Penegakan Hukum dalam Penyuluh Agama Islam Award tingkat Jatim

Satu lagi sosok inspiratif dan berprestasi dari Kota Mojokerto,...

Catat, Ini Dokumen yang Harus Dimiliki Jemaah untuk Wukuf di Arafah

Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Nasrullah...
spot_imgspot_img


Jakarta, Beritasatu.com – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai kebijakan suku bunga tinggi Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed) yang cenderung hawkish akan memberikan tekanan lebih besar pada perekonomian Indonesia.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan Indonesia akan jauh lebih sulit mempertahankan stabilitas ekonomi makro dan moneter bila suku bunga Bank Indonesia (BI) tidak ikut dinaikkan. Namun bila bunga BI dinaikkan sama dengan kecepatan the Fed, Indonesia akan kehilangan momentum pertumbuhan dan terdesak memasuki kondisi stagflasi.

“Arus pendanaan/investasi global akan semakin tersendat dan pelaku usaha menahan investasi dan ekspansi karena proyeksi beban usaha lebih tinggi sehingga penciptaan lapangan kerja rendah, bahkan mungkin menyebabkan PHK (pemutusan hubungan kerja). Sebab pengusaha harus meningkatkan efisiensi dan memastikan survival usaha,” kata Shinta saat dihubungi Investor Daily pada Rabu (08/03/2023)

Sebelumnya di depan Komite Perbankan Senat AS, Selasa (7/3/2023) Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengejutkan kalangan investor dengan memberikan pernyataan bahwa suku bunga mungkin perlu naik lebih cepat dan lebih tinggi dari perkiraan untuk mengendalikan inflasi. Sementara itu FOMC Meeting selanjutnya berlangsung pada 21-22 Maret 2023.

Shinta menyarankan agar BI dapat menahan kenaikan suku bunga dan menyesuaikan kecepatan mengerek suku bunga secara lebih moderat dan berimbang. Tujuannya, untuk pengendalian inflasi nasional dan penciptaan stabilitas moneter nasional. BI juga perlu memaksimalkan instrumen alternatif yang berkontribusi terhadap pengendalian inflasi dan stabilitas nilai tukar selain menaikkan suku bunga acuan.

“Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti menginsentifkan pengendapan dana asing atau valas di berbagai instrumen finansial nasional, meningkatkan market akses investasi, fasilitasi serta insentif investasi di sektor-sektor investasi produktif,” kata dia.

Dia berpendapat ketentuan minimal spread suku bunga BI prinsipnya mengikuti kebutuhan stabilitas makro ekonomi dan moneter domestik. Langkah ini untuk meningkatkan daya tarik rupiah. Hal yang lebih penting sebenarnya suku bunga dapat menciptakan produktivitas ekonomi domestik, khususnya ekspor barang dan jasa, penciptaan cadangan devisa untuk membiayai external debt termasuk pembiayaan impor.

Sumber : BeritaSatu

Subscribe

- Never miss a story with notifications

- Gain full access to our premium content

- Browse free from up to 5 devices at once

Latest stories

spot_img