Suara Denpasar – Pernikahan dalam Islam adalah ikatan yang sakral yang mengikat seorang suami dan istrinya dalam sebuah hubungan keluarga.
Meskipun suami memiliki tanggung jawab mencari nafkah, hal ini tidak memberikan izin kepada mereka untuk bertindak semena-mena terhadap istri mereka.
Apalagi, membuang sang istri menangis. Sebab, dalam Islam seorang suami tidak diperkenankan membuat sang istri menangis dalam penderitaan.
Dalam Islam, hubungan suami-istri diatur dengan tegas dalam Alquran dan hadis, mengingatkan kita semua untuk selalu berbuat baik dalam hubungan ini.
Pernikahan dalam Islam adalah sesuatu yang sangat dihormati dan dijaga dengan penuh rasa tanggung jawab.
Suami memiliki tanggung jawab untuk mencari nafkah bagi keluarganya, tetapi juga memiliki tanggung jawab moral untuk selalu berbuat baik terhadap istri.
Ini adalah prinsip yang tidak hanya didasari oleh nilai-nilai agama, tetapi juga menghormati martabat manusia.
Dalam agama Islam, terdapat serangkaian hadis yang mengingatkan suami tentang pentingnya berlaku baik terhadap istri mereka.
Hadis-hadis ini adalah pedoman yang sangat penting dalam memahami bagaimana seorang suami seharusnya berperilaku terhadap istri.
Berikut adalah beberapa hadis yang menggambarkan pentingnya berbuat baik dalam hubungan suami-istri:
1. Larangan Suami Memukul Istri
Dalam Alquran, Surat Al-Baqarah ayat 228 menjelaskan bahwa para istri memiliki hak yang seimbang dengan kewajiban mereka dan harus diperlakukan dengan cara yang baik. Hadis dari Nabi Muhammad juga menegaskan larangan untuk memukul istri:
“Mu’awiyah bin Haidah pernah bertanya kepada Rasulullah, ‘Wahai Rasulullah, apa saja hak istri terhadap suaminya?’ Rasulullah menjawab, ‘Engkau beri makan istrimu jika engkau makan, dan engkau beri pakaian jika engkau berpakaian. Janganlah engkau memukul wajahnya, jangan menjelek-jelekkan, dan jangan mendiamkannya kecuali di dalam rumah.” (HR. Abu Dawud).
2. Kewajiban Suami Berbuat Baik pada Istri
Suami memiliki kewajiban moral untuk selalu berbuat baik pada istri. Ini termasuk memberi nafkah, memberikan kesenangan pada istri, dan melarang berbuat kasar terhadap istri secara fisik, serta meninggalkannya tanpa memberi nafkah:
“Dari Abdullah bin ‘Amr, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Orang yang imannya paling sempurna di antara kaum mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istri-istrinya.’” (HR. At Tirmidzi dan Ibnu Majjah).
3. Menyenangkan Hati Istri
Mengutip dari sebuah hadis, siapa pun yang dapat menyenangkan hati istri dianggap seperti sedang takut kepada Allah. Ini adalah pengingat bahwa berbuat baik pada istri adalah perbuatan yang sangat dihargai dalam agama Islam:
“Barang siapa menggembirakan hati istrinya, maka seakan-akan ia menangis takut kepada Allah. Barang siapa menangis karena takut kepada Allah, maka Allah mengharamkan tubuhnya masuk neraka.
Sesungguhnya ketika suami istri saling memperhatikan, maka Allah akan memperhatikan mereka berdua dengan penuh rahmat. Saat suami memegang telapak tangan istri, maka bergugurlah dosa-dosa suami istri itu lewat sela-sela jari mereka.” (Maisarah bin Ali).
Dalam Islam, suami tidak diperkenankan membuat istri menangis karena penderitaan. Jika istri melakukan kesalahan, maka suami harus menegurnya dengan lembut dan membantunya memperbaiki diri.
Hadis-hadis ini mengingatkan kita semua, terutama suami, tentang pentingnya berlaku baik dalam hubungan suami-istri. Kebahagiaan istri adalah kebahagiaan suami, dan kesedihan istri adalah kesedihan suami.
Semua ini adalah bagian dari prinsip-prinsip yang ditekankan dalam agama Islam, yang mengajarkan kasih sayang, pengertian, dan penghormatan dalam sebuah hubungan suami-istri.
Sumber: Suara