15.5 C
London
Monday, September 25, 2023
HomeIndonesiaTak Sekadar Ngomongin Orang, Apa Arti 'Ghibah' dalam Islam?

Tak Sekadar Ngomongin Orang, Apa Arti ‘Ghibah’ dalam Islam?

Date:

Related stories

Kemarau dan Polusi Udara, Menag Imbau Umat Islam Salat Minta Hujan

Indonesia saat ini tengah dilanda kemarau panjang dan polusi...

Tentang Arwah Gentayangan, Begini Menurut Islam

Tak dipungkiri banyak orang percaya akan adanya roh gentayangan....

Kerja di Tempat Maksiat, Apa Hukumnya Bagi Orang Islam?

Bekerja di tempat maksiat bisa dilakukan secara sengaja atau...

Khatiib Anwar Aziz Uraikan Arti Penting Ukhuwah Bagi Umat Islam

Khatib H Anwar Aziz menguraikan arti penting ukhuwah bagi...

Tata Cara Salat Safar, Salat Yang Dianjurkan Bagi Muslim Yang Akan Ibadah Haji

Salah satu amalan sunah yang dianjurkan dilakukan oleh orang...
spot_imgspot_img

Jakarta, CNN Indonesia — Anda tentu sering mendengar kata ‘gibah’ dalam kehidupan sehari-hari. Kata ini kerap kali merujuk pada aktivitas bergosip atau bergunjing.
Namun, apa sebenarnya arti ghibah?

Dalam bahasa Arab, ghibah adalah membicarakan kejelekan atau aib orang lain. Utamanya, obrolan terjadi saat subjek yang dibicarakan tengah tidak sedang bersama orang-orang yang bergunjing.

Mengutip laman Muhammadiyah, pengertian ini didasarkan pada penjelasan Rasulullah sebagai berikut:

Pilihan Redaksi
Lagi Banyak Teman Sakit? Ini Arti Syafakillah dan Cara Menjawabnya
Doa Memohon Panjang Umur untuk Diri Sendiri, Anak, dan Orang Tua
Benarkah Silaturahmi Bisa Bikin Panjang Umur?
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ

Artinya:

“Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW pernah bertanya: ‘Tahukah kamu, apakah gibah itu?’. Para sahabat menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.’

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: ‘Gibah adalah kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia sukai.’

Seseorang bertanya, ‘Ya Rasulullah, bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang sesuai dengan yang saya ucapkan?’. Beliau berkata, ‘Apabila benar apa yang kamu bicarakan itu ada padanya, maka berarti kamu telah menggunjingnya. Dan apabila yang kamu bicarakan itu tidak ada padanya, maka berarti kamu telah membuat-buat kebohongan terhadapnya.’.”

Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ghibah artinya membicarakan keburukan (keaiban) orang lain; bergunjing.

Gibah sendiri disebut dapat terjadi secara lisan, tulisan, atau bahkan hanya dengan bahasa tubuh.

Ilustrasi. Arti ghibah adalah membicarakan kejelekan seseorang yang tidak ada di sana. (iStockphoto/Deagreez)
Secara lisan, gibah terjadi saat sekelompok orang membicarakan keburukan orang lain yang tidak ada di sana. Sementara dalam bentuk tulisan, gibah bisa berbentuk surat atau bentuk publikasi apa pun dalam berbagai medium.

Sementara gibah yang disalurkan melalui bahasa tubuh biasanya ditandai dengan isyarat, ekspresi wajah, gerakan tubuh tertentu, atau menirukan tingkah laku seseorang yang dipergunjingkan dengan maksud mengolok-ngolok.

Hukum ghibah dalam Islam
Dari sana, sudah jelas bahwa Islam melarang keras kebiasaan gibah. Tak main-main, gibah bahkan digolongkan sebagai dosa besar.

Larangan ini juga tersemat dalam ayat suci Al-Qur’an surat Al Hujurat ayat 12.

-يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱجۡتَنِبُواْ كَثِيرً۬ا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعۡضَ ٱلظَّنِّ إِثۡمٌ۬ۖ وَلَا تَجَسَّسُواْ وَلَا يَغۡتَب بَّعۡضُكُم بَعۡضًاۚ أَيُحِبُّ أَحَدُڪُمۡ أَن يَأۡڪُلَ لَحۡمَ أَخِيهِ مَيۡتً۬ا فَكَرِهۡتُمُوهُۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ۬ رَّحِيمٌ۬ -١٢

“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan prasangka karena sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa. Janganlah kamu sekalian mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu sekalian bergibah( menggunjing) satu sama lain. Adakah seseorang di antara kamu sekalian yang suka makan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik kepadanya. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi maha penyayang.”

Kutipan ayat Al-Qur’an ini mengisyarakatkan kesamaan dosa gibah dengan memakan daging bangkai saudara sendiri.

Lebih berat daripada zina
Mengutip NU Online, diriwayatkan bahwa pada zaman Rasulullah SAW, apabila ada orang yang bergibah, maka hukumannya akan langsung diperlihatkan. Misalnya saja, dua wanita yang diperintah oleh Rasulullah untuk memuntahkan darah kental dari mulutnya setelah menggunjing saudaranya.

Pada zaman itu, gibah bahkan dianggap lebih berat daripada zina. Hal ini juga tercantum dalam salah satu hadis.

الْغِيبَةُ أَشَدُّ مِنَ الزِّنَا . قِيلَ: وَكَيْفَ؟ قَالَ: الرَّجُلُ يَزْنِي ثُمَّ يَتُوبُ، فَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِ، وَإِنَّ صَاحِبَ الْغِيبَةِ لَا يُغْفَرُ لَهُ حَتَّى يَغْفِرَ لَهُ صَاحِبُهُ

Artinya:

“‘Gibah itu lebih berat dari zina.'” Seorang sahabat bertanya, ‘Bagaimana bisa?’. Rasulullah SAW menjelaskan, ‘Seorang laki-laki yang berzina lalu bertobat, maka Allah bisa langsung menerima tobatnya. Namun, pelaku gibah tidak akan diampuni sampai dimaafkan oleh orang yang digibahnya.’.” (HR At-Thabrani)

Tak hanya itu, diriwayatkan juga bahwa Allah SWT pernah berfirman kepada Nabi Musa AS. Berikut bunyinya:

“Siapa saja yang meninggal dunia dalam keadaan bertobat dari perbuatan gibah, maka dia adalah orang terakhir masuk surga. Dan siapa saja yang meninggal dalam keadaan terbiasa berbuat gibah, maka dia adalah orang yang paling awal masuk neraka.”

Demikian penjelasan tentang apa arti ghibah dan hukumnya dalam Islam.

Sumber: CNN

Subscribe

- Never miss a story with notifications

- Gain full access to our premium content

- Browse free from up to 5 devices at once

Latest stories

spot_img