15.1 C
London
Saturday, July 27, 2024
HomeDefenceAS Tes Rudal Antarbenua Minuteman III usai Rusia Tangguhkan Perjanjian Nuklir

AS Tes Rudal Antarbenua Minuteman III usai Rusia Tangguhkan Perjanjian Nuklir

Date:

Related stories

Wapres sebut ekonomi syariah bukan demi kepentingan umat Islam semata

Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menekankan bahwa ekonomi dan...

Kemenag Terbitkan Edaran Pembayaran Dam, Ini Tujuan dan Besaran Biayanya

Jakarta (Kemenag) --- Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah...

Menag Minta Tambahan Anggaran untuk Rumah Ibadah di IKN

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp...

Kota Mojokerto Raih Terbaik 1 Kategori Penegakan Hukum dalam Penyuluh Agama Islam Award tingkat Jatim

Satu lagi sosok inspiratif dan berprestasi dari Kota Mojokerto,...

Catat, Ini Dokumen yang Harus Dimiliki Jemaah untuk Wukuf di Arafah

Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Nasrullah...
spot_imgspot_img

Komando Serangan Global Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) meluncurkan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Minuteman III pada Rabu waktu setempat.

Ini adalah tes pertama ICBM tersebut sejak Rusia menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian kontrol senjata nuklir; New START Treaty. ICBM Minuteman III dilesatkan dari Vandenberg Space Force Base, California, pada pukul 05.11 pagi waktu Pasifik. Angkatan Udara Amerika mengatakan tes itu telah direncanakan beberapa bulan sebelumnya. AS telah membatalkan atau menunda tes ICBM di masa lalu untuk menghindari risiko eskalasi atau miskomunikasi pada saat ketegangan meningkat.

Tes bulan Maret 2022 dibatalkan setelah Rusia menginvasi Ukraina dan Presiden Vladimir Putin menaikkan status waspada pasukan nuklir Rusia. Tes lain ditunda pada bulan Agustus, karena China melakukan latihan militer di sekitar Taiwan sebagai tanggapan atas kunjungan Ketua DPR AS saat itu, Nancy Pelosi, ke Taipei.

Pemerintahan Joe Biden mengatakan tidak akan lagi membagikan perincian “tingkat tinggi” tentang senjata nuklir yang dikerahkannya dengan Rusia pada bulan Maret, sebagai tanggapan atas penangguhan partisipasi Rusia dalam New START Treaty oleh Putin pada bulan Februari. Namun, AS terus membagikan pemberitahuan tentang pergerakan pesawat pengebom strategis, rudal, dan kapal selam dengan Rusia, bersama dengan status operasional, sebagaimana disyaratkan di bawah New START Treaty.

Di bawah kesepakatan “Ballistic Missile Launch Notification Agreement” yang ditandatangani pada tahun 1988, AS dan Rusia setuju untuk saling memberikan pemberitahuan 24 jam sebelum menguji ICBM. Peluncuran 19 April juga menguji Airborne Launch Control System, yang digunakan untuk mengontrol peluncuran ICBM dari udara. Penerbang dari Skuadron Operasi Strategis ke-625 di Pangkalan Angkatan Udara Offutt meluncurkan rudal tak berhulu ledak dari atas pesawat Angkatan Laut E-6 Mercury yang mengudara, didukung oleh penerbang dari Sayap Rudal ke-341 di Pangkalan Angkatan Udara Malmstrom. Tes ICBM sebelumnya dilakukan pada bulan Februari, tak lama sebelum pengumuman Rusia tentang penangguhan New START Treaty. Komando Serangan Global Angkatan Udara terakhir menguji Airborne Launch Control System pada Agustus 2022.

Tes 19 April berakhir ketika moda re-entry mendarat di Atol Kwajalein di Kepulauan Marshall setelah menempuh jarak sekitar 4.200 mil. “Pencegahan strategis adalah misi paling kritis di Angkatan Udara kita dan landasan pertahanan Amerika,” kata Jenderal Thomas A Bussiere, komandan Komando Serangan Global Angkatan Udara dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Kamis (20/4/2023).

“Fondasi dari komando kami dan kemampuan kami untuk menjalankan misi kami adalah karena Striker Airmen, dan saya memiliki kepercayaan penuh dan tak tergoyahkan pada kemampuan mereka,” paparnya. “Peluncuran uji coba ini memperkuat apa yang telah diketahui sekutu dan mitra kami—kami selalu siap membela Amerika Serikat dengan kekuatan nuklir siap tempur kapan saja, di mana saja, untuk melakukan serangan global.” Vandenberg adalah rumah bagi beberapa uji coba rudal Minuteman III setiap tahun di bawah program.

“Untuk menunjukkan bahwa penangkal nuklir Amerika Serikat aman, terjamin, andal, dan efektif untuk mencegah ancaman abad ke-21 dan meyakinkan sekutu kita,” kata perwakilan Komando Serangan Global Angkatan Udara AS.

Subscribe

- Never miss a story with notifications

- Gain full access to our premium content

- Browse free from up to 5 devices at once

Latest stories

spot_img