12.6 C
London
Saturday, July 27, 2024
HomeEconomyDampak G20 dalam Perekonomian Indonesia

Dampak G20 dalam Perekonomian Indonesia

Date:

Related stories

Wapres sebut ekonomi syariah bukan demi kepentingan umat Islam semata

Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menekankan bahwa ekonomi dan...

Kemenag Terbitkan Edaran Pembayaran Dam, Ini Tujuan dan Besaran Biayanya

Jakarta (Kemenag) --- Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah...

Menag Minta Tambahan Anggaran untuk Rumah Ibadah di IKN

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp...

Kota Mojokerto Raih Terbaik 1 Kategori Penegakan Hukum dalam Penyuluh Agama Islam Award tingkat Jatim

Satu lagi sosok inspiratif dan berprestasi dari Kota Mojokerto,...

Catat, Ini Dokumen yang Harus Dimiliki Jemaah untuk Wukuf di Arafah

Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Nasrullah...
spot_imgspot_img

G20 merupakan forum ekonomi global yang dibentuk untuk menangani krisis ekonomi pada tahun 1997 / 1998. Forum yang beranggotakan 19 negara utama penggerak ekonomi dunia ini berkontribusi pada 85% PDB dunia, 75% perdagangan dunia, dan 80% investasi global, serta meliputi dua pertiga populasi penduduk dunia.  

Dalam menentukan presidensi, G20 memiliki mekanisme regional basket rotation dimana saat ini adalah giliran negara yang berada di kelompok Asia. Presidensi G20 Indonesia di tahun 2022 merupakan kali pertama bagi Indonesia,  baru 4 negara yaitu Jepang, RRT, Korea Selatan dan Saudi Arabia yang sudah pernah menjadi tuan rumah Presidensi G20 di Asia.

Pemerintah memperkirakan dari aspek ekonomi ada beberapa manfaat langsung yang dapat dicapai jika pertemuan dilaksanakan secara fisik seperti peningkatan konsumsi domestik hingga Rp 1,7 Triliun, penambahan PDB nasional hingga Rp 7,4 Triliun, pelibatan UMKM dan penyerapan tenaga kerja sekitar 33 ribu di berbagai sektor.  

“Dengan sekitar 150 pertemuan selama setahun penuh,  Pemerintah memperkirakan manfaat ekonomi yang mungkin timbul dari pelaksanaan rangkaian kegiatan Presidensi G20 Indonesia dapat mencapai 1,5 sampai 2 kali lebih besar dari pelaksanaan IMF-WBG Annual Meetings 2018 di Bali,” ujar Menko Airlangga.

Di dalam negeri, ekonomi kembali ke level sebelum pandemi. Perekonomian Indonesia tumbuh 5,02 persen pada 2019 tetapi menyusut 2,07 persen setahun kemudian setelah pandemi Covid-19 melanda negara Asia Tenggara itu. Perekonomian Indonesia kemudian perlahan menanjak sebesar 3,69 persen pada 2021. 

Data pemerintah menunjukkan ekonomi Indonesia naik 5,31 persen pada 2022. Negara-negara G20 seperti Inggris, AS, dan Jepang masing-masing hanya mencatat pertumbuhan ekonomi 4,1 persen, 2,1 persen, dan 1,4 persen tahun lalu. Angka 5,31 persen yang dilihat Indonesia pada tahun 2022 adalah salah satu angka tertinggi yang pernah dicatat Indonesia dalam satu dekade, menurut Airlangga.

“Belanja pemerintah Indonesia negatif tahun lalu, tapi kalau saja kita bisa mendorong belanja, pertumbuhan ekonomi kita akan lebih tinggi lagi,” kata Airlangga.

Airlangga mengatakan proyek ibu kota Nusantara dan kebijakan hilirisasi industri antara lain dapat memacu perekonomian pada 2023. Indonesia melarang ekspor bijih nikel mentah pada 2020. Negara kaya sumber daya itu akan melakukan hal yang sama terhadap bijih lain seperti timah. , tembaga, dan bauksit.

     
Forum G20 memiliki dampak yang signifikan untuk pemulihan ekonomi melalui tiga pendekatan utama yaitu penguatan kerja sama bilateral/multilateral, concrete deliverables sebagai aksi nyata, dan penetapan arah untuk kebijakan ekonomi dan keuangan ke depan. Kerjasama yang dilakukan dengan Turki antar sektor seperti pembangunan ruas tol sumaterandi bidang PUPR, bidang pertahanan  dan kerjasama penelitian, teknologi. MoU tersebut ditandatangi oleh menteri-menteri terkait dengan kementrian Turki. 

Sumber : Kompasiana

Subscribe

- Never miss a story with notifications

- Gain full access to our premium content

- Browse free from up to 5 devices at once

Latest stories

spot_img