0.3 C
London
Thursday, November 30, 2023
HomeAsiaIni Hukum Pesan Makanan via Ojol dalam Ajaran Islam

Ini Hukum Pesan Makanan via Ojol dalam Ajaran Islam

Date:

Related stories

Anti Mager, Baca Doa Ini Agar Diberikan Semangat oleh Allah SWT

Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah liburan akhir pekan, saatnya...

Ustaz Adi Hidayat: Dua Surat Alquran Ini Bisa Mengugurkan Dosa dan Membuat Doa Dikabulkan

SuaraBanten.id - Ustaz Adi Hidayat dalam sebuah video ceramahnya menyarankan jamaah...

Uut Permatasari Blak-Blakan Ngaku Nikahi Suami Tanpa Ada Rasa Cinta, Memangnya Boleh?

Suara.com - Di balik hubungan pernikahannya yang sudah 8 tahun,...

Muhaimin Iskandar Sebut Sistem Pemerintahan Perlu Dievaluasi Setiap 30 Tahun

SuaraMalang.id - Bakal Calon Wakil Presiden (Bacawapres) Muhaimin Iskandar menyerukan...

Istri Sebut Karier Christian Gonzales Melejit Usai Mualaf, Christian Rontini Sang Menantu Ikut Masuk Islam

Suara.com - Pernikahan anak Cristian Gonzales, Amanda Gonzales dengan Christian Rontini, pria berdarah Filipina...
spot_imgspot_img


Semenjak kehadiran ojek online (ojol) pesen makanan menjadi lebih mudah. Lantas bagaimana akad jual-beli makanan via online dalam agama Islam?
Ojek online tak hanya menawarkan jasa antar-jemput pelanggan, tetapi juga menawarkan jasa pesan-antar makanan. Lewat ojol, pelanggan bisa pesan memesan makanan apa saja dan di mana saja.

Nantinya driver ojol akan mengantarkan pesanan makanan tersebut sampai ke lokasi tujuan. Selain memudahkan pelanggan, adanya pesan-antar makanan juga menguntungkan pelaku usaha.

Meski begitu, jarang yang mengetahui bagaimana hukum memesan makanan via ojol dalam agama Islam. Dalam hal ini, dijelaskan bahwa memesan makanan via ojol terdapat dua akad sekaligus dalam satu transaksi.

Akad tersebut dapat dilihat dari prosedur saat memesan makanan. Pertama, pelanggan dapat memilih jenis makanan yang diinginkan. Kemudian, makanan akan dibelikan oleh driver untuk nanti diserahkan kepada pelanggan sebagai pembeli.

Untuk pembayarannya akan menggunakan yang driver lebih dulu, baru kemudian nanti akan diganti oleh pembeli serta pembayaran jasa untuk driver.

Dikutip dari Halal Corner, akad transaksi yang pertama adalah soal utang-piutang. Ini terjadi ketika driver akan membayarkan terlebih dahulu pesanan pelanggan.

Akad yang kedua adalah jasa driver karena telah membelikan makanan yang dipesan pembeli. Nah, mengenai praktik dua akad dalam satu transaksi, Nabi Muhammad SAW melarang hal demikian.

Sumber : Detik

Subscribe

- Never miss a story with notifications

- Gain full access to our premium content

- Browse free from up to 5 devices at once

Latest stories

spot_img