15.5 C
London
Monday, September 25, 2023
HomeNewsPerkembangan Agama Islam Masa Kini, Organisasi Keagamaan Menjadi Ujung Tombak

Perkembangan Agama Islam Masa Kini, Organisasi Keagamaan Menjadi Ujung Tombak

Date:

Related stories

Kemarau dan Polusi Udara, Menag Imbau Umat Islam Salat Minta Hujan

Indonesia saat ini tengah dilanda kemarau panjang dan polusi...

Tentang Arwah Gentayangan, Begini Menurut Islam

Tak dipungkiri banyak orang percaya akan adanya roh gentayangan....

Kerja di Tempat Maksiat, Apa Hukumnya Bagi Orang Islam?

Bekerja di tempat maksiat bisa dilakukan secara sengaja atau...

Khatiib Anwar Aziz Uraikan Arti Penting Ukhuwah Bagi Umat Islam

Khatib H Anwar Aziz menguraikan arti penting ukhuwah bagi...

Tata Cara Salat Safar, Salat Yang Dianjurkan Bagi Muslim Yang Akan Ibadah Haji

Salah satu amalan sunah yang dianjurkan dilakukan oleh orang...
spot_imgspot_img

Jika sebelumnya kita membahas mengenai penelusuran sejarah yang dilakukan melalui penelitian Arkeologis dan juga sejarah lisan (Oral History) di Pulau Bangka, kali ini kita akan membahas mengenai perkembangan agama Islam pada masa sekarang.

Menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bangka Belitung Zayadi Hamzah, perkembangan Islam saat ini memiliki karakter yang sedikit berbeda dengan apa yang dilakukan oleh ulama – ulama pada jaman dahulu. Perbedaan paling mendasarnya, ulama jaman dahulu hanya berdakwah secara individu dengan mengunjungi satu kampung ke kampung lainnya.

“Tapi sekarang ulama – ulama itu kan lebih banyak bergabung pada organisasi keislaman. Organisasi – organisasi Islam inilah yang menjadi ujung tombak penyebaran islam,” kata Zayadi.

Zayadi menambahkan, setidaknya dalam 15 tahun terakhir banyaknya organisasi keagamaan, mulai dari Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persis dan masih banyak lainnya, mempunyai karakteristik dalam perkembangan agama Islam khusunya di Bangka Belitung.

“Menurut saya ini menjadi satu fenomena menarik, karena melalui organisasi – organisasi keagamaan itu memiliki kepedulian yang tinggi terhadap perkembangan dan penyebaran Islam. Khususnya dalam pengamalan – pengamalan ajaran agama itu sendiri,” ujarnya.

Untuk itu sebagai perwakilan MUI ia sangat mengapresiasi apa yang sudah dijalankan oleh organisasi tersebut. Secara pribadi Zayadi juga berharap hal itu terus dilakukan dan dipertahankan untuk terus menjaga perkembangan dakwah Islam pada saat ini.

“Tetapi yang kita inginkan adalah mereka ini bisa membuat satu visi menjadi satu kesatuan dalam penyebaran agama islam. Sehingga ketika bicara islam adalah secara keseluruhan, tidak secara parsial dilakukan oleh organisasi – organisasi tertentu,” harap Zayadi.

“Namun dengan lahirnya organisasi atau majelis taklim itu, memang sudah cukup baik dengan peran mereka dalam menyiarkan agama islam,” tambahnya.

Senada dengan Zayadi, Sejarawan dan Budayawan Bangka Belitung Akhmad Elvian masifnya perkembangan penyebaran agama Islam saat ini diantaranya karena banyaknya organisasi masyarakat (ormas) yang bergerak dalam bidang dakwah menyiarkan Islam, sekolah Islam semakin menjamur.

“Kita melihat banyak organisasi dakwah, ada Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan PERSIS. Pengorganisasian Islam itu sudah lebih baik lagi, karena pola dakwahnya sudah terorganisir,” kata Akhmad Elvian.

Namun menurutnya, ada perbedaan dalam hal para kalangan pengikut agama Islam, bila dibandingkan antara saat ini dengan pada jaman pemerintahan Belanda. Pada saat ini perkembangan Islam di Pulau Bangka seperti diibaratkan hanya pada orang pribumi atau melayu, sedangkan di kalangan Tionghoa sepertinya terhambat.

“Cuma ada kekurangannya, saat ini pada orang – orang Tionghoa Islam itu terhambat perkembangannya. Berbeda dengan masa kolonial itu banyak sekali yang masuk Islam (Mualaf),” ungkapnya.

Sebagai sejarawan, ia menjelaskan jika pada pertengahan abad ke 19 banyak dari warga Tionghoa yang bekerja di penambangan timah zaman dulu yang berpindah keyakinan menjadi seorang muslim.

“Yang bekerja di parit – parit timah banyak yang masuk Islam. Itu terbukti dari pasukan Depati Amir ketika berperang melawan Belanda seperti Raman, Aim, Bangkit itu orang – orang Tionghoa yang masuk Islam,” tambahnya.

“Tokoh – tokoh tersebut kemudian juga banyak mengajak masyarakat Tionghoa masuk Islam dan berperang melawan Belanda,” pungkasnya.

Subscribe

- Never miss a story with notifications

- Gain full access to our premium content

- Browse free from up to 5 devices at once

Latest stories

spot_img